Jumat, 27 Desember 2013

Resensi film Pitch Perfect


 
Resensi film Pitch Perfect
-          Data/identitas film
Judul : Pitch Perfect
Jenis film : Romantis, Musik, Komedi
Sutradara : Jason Moore
Skenario : Kay Cannon berdasarkan Pitch Perfect karya Mickey Rapkin
Durasi Film : 112 menit
Perusahaan film : Universal Pictures
Tanggal Rilis : 28 September 2012
Musik :         Christope Beck
                        Mark Kilian
Sinematografi : Julio Macat
Penyunting : Zach Chemberlene
-          Pemeran Film
-          Anna Kendrick sebagai Beca Mitchell
-          Skylar Astin sebagai Jesse Swanson
-          Anna Camp sebagai Aubrey Posen
-          Brittany Snow sebagai Chloe Beale
-          Rebel Wilson sebagai Fat Amy
-          Ben Platt sebagai Benji Applebaum
-          Hana Mae Lee sebagai Lily Onakuramara
-          Ester Dean sebagai Cynthia-Rose
-          Adam DeVine sebagai Bumper Allen
-          Christopher Mintz-Plasse sebagai Tommy
-          Alexis Knapp sebagai Stacie Conrad
-          Utkarsh Ambudkar sebagai Donald
-          Jinhee Joung sebagai Kimmy Jin
-          Elizabeth Banks sebagai Gail Abernath-McKadden
-          John Michael Higgins sebagai John Smith
-          Freddie Stroma sebagai Luke
-          John Benjamin Hickey sebagai Dr. Mitchell


Film yang bertemakan Acappella ini dimulai dengan gagalnya suatu kelompok yang bernama Barden Bella pada ajang ICCA (International Championship of Collegaite A Cappella) karena Aubrey Posen (Anna Camp) yang tiba-tiba muntah. Kegagalan inilah yang membuat Aubrey Posen dan Chloe Beale (Brittany Snow) sebagai penerus Barden Bella untuk menebus kegagalan yang telah dibuat sebelumnya.

Dalam film ini, Beca Mitchell (Anna Kendrick) yang seorang DJ (Disc Jockey) didapati oleh Chloe Beale mampu bernyanyi di kamar mandi dan memintanya untuk mengikuti seleksi pemilihan anggota baru Barden Bella. Beca Mitchell yang pada awalnya tidak menyukai kuliah dikarenakan ayahnya yang tidak menginginkannya untuk berprofesi sebagai DJ akhirnya mulai menikmati hari-harinya di perkuliahan dan menjadi salah seorang dari kelompok Barden Bella. Keterlibatan Beca Mitchell di Barden Bella membuat si ketua (Anna Camp) tidak menyukainya karena keterlibatannya dengan salah seorang dari TrebleMakers (Skylar Astin) dan gayanya yang sedikit tomboy. Tetapi pada akhirnya mereka mampu menang karena dipilihnya Beca Mitchell sebagai ketua dan kisah romantisnya dengan Jesse Swanson (Skylar Astin) berlanjut.

Bagian yang menjadi favorit dari film ini adalah pada setiap audisi para penyanyi sangat keren terutama pada bagian riff-off, riff-off adalah sejenis pertandingan yang dimulai dengan pemilihan suatu kategori, kemudian masing-masing kelompok menyanyikan lagu yang sesuai dengan tema.

Dari keseluruhan film ini hal yang mampu membuat anda boring (bosan) adalah saat Barden Bella tampil pada audisi yang menyanyikan lagu yang sama, tapi kami yakin pada audisi akhir anda akan terkagum-kagum dengan penampilan mereka di ICCA. Tetapi jangan takut akan hal itu, seperti yang kami bilang, pada setiap audisi para penyanyi sangat keren, terutama dari kelompok rival Barden Bella yaitu Treblemakers yang menyanyikan lagu-lagu menarik dan mampu memberikan magis buat anda untuk menontonnya berulang kali.

Menurut kami, hal yang menjadi kurang dari film ini adalah kurangnya cerita pada masing-masing peran. Di film ini, tokoh yang paling sering di tampilkan hanya Beca Mitchell dan masalahnya dengan keluarganya. Terlepas dari itu kami yakin anda mampu terkena magis dari nyanyian-nyanyian dari masing masing kelompok sehingga mampu membuat anda untuk menontonnya berulang-ulang.

tanah paser